Jagalah hatimu dari segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan
Bacaan
Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu41[/kitab]; [kitab]ITimo5[/kitab]; [kitab]Yesay35-36[/kitab]
Seorang anak
menangkap beberapa ekor jangkrik dan menaruhnya di sebuah stoples dengan lubang
yang besar. Dia menaruh ke dalam stoples rumput, lalat, buah berry dan
sebagainya. Lalu stoples ditutup dengan membuat beberapa lubang kecil di atasnya agar jangkrik bisa bernapas.
Tak lama setelah
itu, jangkrik-jangkrik itu mulai mencoba untuk keluar dari tempat itu. Mereka mulai
menggedor-gedor tutup stoples lalu turun kembali. Hal itu dilakukan berulang-ulang
selama beberapa hari dan setelah itu mereka berhenti. Jangkrik terlihat mulai beradaptasi dengan tempat barunya.
Kemudian sang
anak mencoba membuka tutup stoples dan dia kemudian menyaksikan bahwa jangkrik tak
sekalipun mencoba lagi untuk keluar dari stoples. Padahal, tutup stoples sudah dibuka
dan mereka bisa saja keluar tanpa hambatan. Kenapa? Karena seiring berjalannya waktu,
jangkrik tersebut sudah terbiasa dengan kondisi yang mereka hadapi. Mereka menerima takdir mereka sendiri.
Banyak di antara
kita yang mengalami hal semacam itu. Kita mudah percaya dengan segala hal yang
kita dengar atau lihat, hingga akhirnya membuat kita merasa terpenjara. Padahal
Amsal 4: 23 mengingatkan agar kita menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan karena
dari sana terpancar kehidupan. Artinya, kita seharusnya lebih berhati-hati dengan
segala yang kita percayai. Jika kita percaya kita gagal, tidak layak, atau dikucilkan
maka kita akan menjadi demikian. Pikiran tersebut hanyalah tipu muslihat yang mengelabui kita dari kebenaran.
Sistem kepercayaan
apapun yang kita masukkan ke dalam hati kita, itulah yang akan terpancar. Dan
apapun yang berasal dari hati adalah gambaran yang dipercayai. Ini bisa menjadi
siklus yang sangat buruk. Sekalipun orang lain memberitahukan kebenaran dan
jalan keluar, jika hati kita tidak percaya, kita tidak akan pernah mencoba
menaatinya. Karena kita cenderung membuat perhitungan dengan diri kita sendiri; dengan apa yang kita percayai (Amsal 23: 7).
Mungkin kita
telah mengalami perlakuan yang tidak baik atau penghinaan dari orang lain. Lalu
kita berjuang, tetapi seiiring waktu, kita mulai kelelahan dan lambat laun perjuangan
kita semakin melemah. Kita pun mulai terpenjara oleh kata-kata dan tindakan orang
lain. Seperti jangkrik, ketika mereka tak lagi percaya ada jalan keluar, mereka pun berhenti berusaha.
Untungnya,
ketika kita mengetahui kebenaran dari pribadi Yesus Kristus, kita sudah dibebaskan
dari penjara tersebut. Hanya saja, kita harus terus menjaga hati kita, sehingga
hanya kebenaran firman Tuhanlah yang berdiam di sana, dan membuat kita terkendali.
Rasul Paulus berkata dalam Roma 6: 18, “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan
menjadi hamba kebenaran.” Dosa telah memenjarakan kita, tetapi kebenaran dan pemahaman
kita di dalam firman Tuhan telah membebaskan kita. Jadi, tetaplah menjaga hati! – Daphne Delay
Menjaga hati berarti membebaskan diri dari segala pikiran
negatif yang memenjarakan kita